Kegiatan terakhir yang dilaksanakan oleh anak wana adalah pendakian di Gunung Kelud. Kegiatan tersebut dilaksanakan oleh sebagian anak wana. Dalam kegiatan tersebut anak wana bergabung dengan anak REAPALA dari SMKN 3 Jombang.
Kegiatan dimulai pada sabtu sore pukul 16.00 yaitu briefing oleh instruktur di Aula SMKN 3 Jombang, dilanjutkan dengan upacara pemberangkatan. Setelah itu, anak wana meluncur ke gunung Kelud.
Tiba di Gunung Kelud, kami istirahat beberapa jam dan selanjutnya kita mendaki ke puncak Gunung Kelud yang ada di Jawa Timur.
"Subhanallah, Pendakian menuju puncak Gunung Kelud merupakan peristiwa yang tidak akan aku lupakan, it is beautyfull..."
kata salah satu anak wana. Memang bagi sebagian anak wana, pendakian tersebut merupakan pertama kalinya mereka mendaki. Ditambah lagi, indahnya pemandangan di sekitar Gunung yang sangat mnawan membuat suasana hati menjadi tenang.
Dan akhirnya, kita dapat mendaki sampai di puncak gunung. Setelah di puncak, kita istirahat sambil menikmati pemandangan kemudian turun gunung.
Yang terakhir, pulang deh...... Good bye, Gunung Kelud........
INFO WANA-KELUDGunung Kelut (Kelud, berarti "sapu" dalam bahasa Jawa) adalah sebuah gunung berapi di Provinsi Jawa Timur, Indonesia, yang masih aktif. Gunung ini berada di perbatasan antara Kabupaten Kediri dan Kabupaten Blitar, atau sekitar 27 km sebelah timur Kota Kediri.
Sejak abad ke-15, Gunung Kelut telah memakan korban lebih dari 15.000 jiwa. Letusan gunung ini pada tahun 1586 merenggut korban lebih dari 10.000 jiwa.[1] Sebuah sistem untuk mengalihkan aliran lahar telah dibuat secara ekstensif pada tahun 1926 dan masih berfungsi hingga kini setelah letusan pada tahun 1919 memakan korban hingga ribuan jiwa akibat banjir lahar encer menyapu pemukiman penduduk.
Pada abad ke-20, Gunung Kelut tercatat meletus pada tahun 1901, 1919 (1 Mei[2]), 1951, 1966, dan 1990. Tahun 2007 gunung ini kembali meningkat aktivitasnya. Pola ini membawa para ahli gunung api pada siklus 15 tahunan bagi letusan gunung ini.
Pada lereng Gunung Kelut sejak tahun 2004 telah dibuka sarana jalan darat untuk mempermudah para wisatawan serta penduduk sekitar menuju pucak Gunung Kelud. Gunung Kelud juga telah menjadi obyek wisata Kabupaten Blitar.
Aktivitas gunung ini meningkat pada akhir September 2007 dan masih terus berlanjut hingga November tahun yang sama, ditandai dengan meningkatnya suhu air danau kawah, peningkatan kegempaan tremor, serta perubahan warna danau kawah dari kehijauan menjadi putih keruh. Status "awas" (tertinggi) dikeluarkan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi sejak 16 Oktober 2007 yang berimplikasi penduduk dalam radius 10 km dari gunung (lebih kurang 135.000 jiwa) yang tinggal di lereng gunung tersebut harus mengungsi. Namun letusan tidak terjadi.
Setelah sempat agak mereda, aktivitas Gunung Kelut kembali meningkat sejak 30 Oktober 2007 dengan peningkatan pesat suhu air danau kawah dan kegempaan vulkanik dangkal. Pada tanggal 3 November 2007 sekitar pukul 16.00 suhu air danau melebihi 74 derajat Celsius, jauh di atas normal gejala letusan sebesar 40 derajat Celsius, sehingga menyebabkan alat pengukur suhu rusak. Getaran gempa tremor dengan amplitudo besar (lebih dari 35mm) menyebabkan petugas pengawas harus mengungsi, namun kembali tidak terjadi letusan.
Akibat aktivitas tinggi tersebut terjdi gejala unik yang baru terjadi dalam sejarah Kelut dengan munculnya asap putih dari tengah danau diikuti dengan kubah lava dari tengah-tengah danau kawah sejak tanggal 5 November 2007 dan terus "tumbuh" hingga berukuran selebar 100m. Para ahli menganggap kubah lava inilah yang menyumbat saluran magma sehingga letusan tidak segera terjadi. Energi untuk letusan dipakai untuk mendorong kubah lava sisa letusan tahun 1990.
Sejak peristiwa tersebut aktivitas pelepasan energi semakin berkurang dan pada tanggal 8 November 2007 status Gunung Kelud diturunkan menjadi "siaga" (tingkat 3).
Gimana nie cerita kita.....??? kita tunggu loe kritik n sarannya... Thanks ^_^
WANABAKTI JAYA